Kamis, 13 Juni 2013

BAHASA JAWA TERGERUS OLEH MASA

Oleh : Alif Adibatul Latifah
Mahasiswa IAIN Walisongo Semarang

         "Wong Jowo Ora Jawani". Pernyataaan tersebut sekiranya tepat ditujukan untuk seseorang bersuku Jawa namun tidak mengetahui dan memhami segla sesuatu yng berhubungan dengan Jawa. Segala sesuatu yang berhubungan dengan Jawa itu sangat luas, meliputi bahasa, lagu, tarian, dan budaya yang lain. Namun di sini hal yang paling mencolok adalah mengenai bahasa. Karena bahasa merupakan alat komunikasi antara masyarakat satu dengan yang lain.
           Bahasa yang dimaksud adalah bahasa daerah. Masing-masing daerah memiliki karakter bahasa yang berbeda. Walaupun mereka tetap dalam koridor pulau Jawa atau bersuku Jawa, namun tiap daerah pastilah memiliki karakter dan kosakata bahasa yang berbeda. Seperti halnya bahasa orang Solo dan Malang, pastilah ada perbedaan bahasa Jawa dari keduanya.Hal tersebutlah yang menjadikan Indonesia kaya akan ragam bahasa. Dan sudah seharusnya bangsa Indonesia bangga akan semua itu. 
           Menurut para ahli bahasa, di Indonesia terdapat tiga belas bahasa daerah yang terbesar dengan kriteria penuturnya minimal berjumlah satu juta jiwa. Yakni salah satunya adalah bahasa Jawa yang memiliki sekitar 75.200.000 penutur. Namun demikian jumlah penutur tiap bahasa sangat bervariasi jumlahnya. Sebagaimana telah disebutkan bahwa bahasa Jawa merupakan salah satu bahasa daerah yang penuturnya paling banyak. Bahasa Jawa selaku bahasa daerah, memiliki kosakata dan tata tulis tersendiri.
           Bahasa Jawa sebagai alat komunikasi merupakan bagian tau alat unsur kebudayan. Sesuai dengan arti  kebudayaan yang selalu merupakan proses, yaitu proses dari keberadaan dan aktivitas masyarakat. Maka bahasa pun juga mengalami suatu proses dalam  perjalanannya. Dalam melaksanakan fungsinya sebagai media komunikasi, bahasa Jawa mengalami berbagai kendala. Kendala tersebut salah satunya adalah mulai tidak difungsikannya bahasa Jawa oleh generasi muda.
       Generasi muda yang seharusnya bertugas sebagai penerus untuk selalu menjaga dan melestarikan budaya Indonesia termasuk bahasa, justru mulai meninggalkan identitas suatu bangsa. Mereka lebih memilih bahasa-bahasa keren atau biasa disebut dengan bahasa gaul.
           Selain itu hadirnya bahasa asing membuat bahasa daerah atau lokal semkin terpinggirkan. Bahasa-Bahasa asing yang dianggap lebih memiliki nilai jual semakin dikembangkan dan dilestarikan dibandingkan bahasa daerah sendiri, terlebih bahasa Jawa. hal tersebut menjadikan persaingan antara bahasa daerah dan bahasa asing semakin ketat. Namun agaknya sekarang bahasa daerah telah kalah bersaing dengan bahasa asing. Semua itu dapat dilihat dari banyaknya peminat bahasa asing, sedangkan peminat bahasa Jawa sangatlah rendah. Dan itulah yang menjadikan bahasa Jawa semakin punah dan tidak dilestarikan.
           Bahasa daerah tetap harus dilestarikan sebagai wujud komitmen dari suatu bangsa. Bangsa dengan segala kebudayaan yang terdapat dalam suatu negara tidak akan pernah terpisah. Itu karena adanya suatu budaya tidak akan terleps dari bangsa yang mewujudkan dan melestarikannya. Walaupun generasi muda bukanlah pewujud dari kebudayaan tersebut, tapi, mereka tetap harus melestarikannya sebagai kewajiban suatu bangsa.
           Hal tersebut dapat dilakukan mulai dari menerapkan pendidikan berbahasa Jawa kepada anak-nak. Pendidikan tersebut dapat dimulai dari lingkungan keluarga dan berkelanjutan di sekolah. Dengan demikian akan tercipta pembentukan karakter pada anak-anak akan rasa memiliki dan memberikan kesadaran untuk tetap melestarikan bahasa Jawa. Namun tidak hanya sampai disitu, karena ketika dewasa mereka akan dihadapkan dengan arus globalisasi dan itulah yang akhirnya membuat karakter yang telah terbentuk itu dapat hilang. karena itulah tidak hanya lingkungan sekitar saja yang berperan untuk mewujudkan pelestarian bahasa Jawa, pemerintah juga memiliki peran yang sangat penting dalam hal ini, mengingat pemerintah jug mengemban tugas dalam pelestarin budaya bangsa.
           Bahasa daerah bukan hanya suatu bahasa sebagi alat komunikasi antar masyarakat saja. Namun ada banyak hal yang dapat diambil sebagai pembelajaran dalam bahasa daerah. Contoh mudahnya saja bahasa Jawa. Dalam bahasa Jawa terdapat berbagai jenis bahasa seperti ngoko, kromo madya, kromo inggil. Masing-masing jenis bahasa tersebut terdapat tingkatan-tingkatan yang membedakan penutur dari bahasa tersebut. Membedakan dalam hal ini adalah kepada siapa penutur berbicara dan apa jenis bahasa yang harus penutur gunakan. Contoh seorang anak yang harus menggunakan bahasa krama ketika berbicara dengan orang yang lebih tua daripada dia. Hal tersebut mengajarkan akan pentingnya nilai kesopanan dan menghargai orang yang lebih tua, salah satunya dalam hal menggunakan bahasa yang tepat.
           Sepintas memang masih banyak orang-orang yang menggunakan bahasa Jawa dalam komunikasi mereka sehari-hari. Namun di balik semua itu sesungguhnya bahasa Jawa sudah kehilangan sebuah nilai yang sangat berharga. Nilai yang seharusnya dijaga dan dijunjung tinggi oleh bangsa Indonesia terutama orang Jawa. Semua itu hilang karena hanya segelintir orang yang menyadari bahwa bahasa Jawa adalah sebuah harta bangsa yang harus dijaga dan dilestarikan. Kebanyakan dari mereka hanya memahami bahwa bahasa Jawa hanyalah sebuah komunikasi bukan suatu budaya. Karena itulah betapa mudahnya bahasa Jawa punah sehingga identitas orang Jawa juga tidak lagi nampak seiring dengan perkembangan zaman.
           Orang-orang yang masih menggunakan bahasa Jawa sebagai alt komunikasi sehri-hari, adalah mereka orang-orang desa yang masih minim terkena dampak dari globalisasi. Sedangkan orang Jawa yang berada di kota terlebih kota besar atau luar pulau Jawa, mereka lebih memilih memakai bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional untuk bahasa komunikasi sehari-hari. Tidak ada salahnya menggunakan bahasa Nasional karena lebih mudah untuk dipahami oleh orang-orang dari suku lain tapi, bukan berarti tidak bangga dan malu menggunakan bahasa daerah.
           Budaya dengan segala keanekaragamanya dapat menjadi sebuah identitas otentik  suatu bangsa. Suatu identits sangatlah penting untuk menunjukkan siapa kita. Karena itulah sudah seharusnya kita menjaga identitas tersebut dan tidak malu untuk menunjukkan kepada bangsa lain bahwa kita adalah bangsa Indonesia yang kaya akan budaya.