Abad
kesembilan belas merupakan fase kedua dari fase kedua dari imperialisme Inggris
di India, yaitu abad kapitalisme industri Inggris yang pada waktu itu Inggris
menjual barang-barang dagangannya di India. Dengan itu Idia hanya menjadi pasar
bagi Inggris. Fase ini menimbulkan kelas baru di India. Kelas ini timbul
pertama-tama dari pegawai-pegawai dalam birokrasi, pedagaang-pedagang kecil,
kaum borjuis kecil yang ada di pinggiran meningkat menjadi agak lumayan sebagai
administrator, saudagar dan profesional. Yang semua itu bergantung kepada
imperialisme Inggris untuk fungsi mereka. Dan mereka itu sangat sedkit
memperhatikan bentuk-bentuk agaama dan idiologi. Akibat dari perubahan itu
orang-orang muslim India, yang dulu pernah menikmati zaman keemasan Islam
merasa terpojoan dan terisolasi diberbagai aspek kehidupan. Umat Islam bukan
saja secara ekonomis ditindas, tetapi posisi pendidikan dan sosial mereka
dengan jelas juga ditekan oleh pemerintah. Mungkin sedikit dapat digambarkan
keadaan keadaan seperti itu, kedudukan masyarakat muslim di India
dikantor-kantor perintah, departemen-departemen, angkatan darat. Seperti yang
terjadi di daerah bengal pada tahun 1869
dalam tingkat asisten insinyur pemerintah terdapat 14 orang India Hindu,
orang muslim satupun tidak ada. Kedudukan-kedudukan yang dulu dipegang umat
Islam dialihkan kepada orang-orang selain Muslim.[1]
Pada tahun1857[2]
terjadilah malapetaka yang melanda India, yaitu pemberontakaan yang merupakan
akibat dari keinginan akan adanya pendidikan
di India serta akibat kenyataan bahwa bangsa India tidak memahami hak
pemerintah yang sasaranya adalah rakyat. Selain itu terdapat keinginan akan adaanya hubungan
antara penguasa dan rakyat, dalam hal untuk memperoleh nasib yang lebih layak.
Sejak kejadian itu keadaan komunitas muslim di
India semakin tidak mendapatkan kepercayaan dari pemerintah Inggris yang
berkuasa kala itu.Dengan jelas dapat dikatakan, Umat Islam semakin hari, maakin
jatuh, tanpa ada harapan untuk bangkit kembali.
Orang yang menghadapi situasi
sepeti yang sedikit digambarkan diatas adalah Sir Sayid Ahmad Khan yang memulai
mengadakan pembaharuan dan perbaikan terhadap rakyat India. Dengan
mengembangkan Islam liberal, sejalan dengan kebudayaan barat abad - 19, sesuai
dengan perkembangan umum, terutama sesai dengan sains barat, metode pergaulanya
dan humanitarianisme. Hal ini dia lakukan dengan memisahkan prinsip-prinsip
dari nash hukum, memisahkan agama dari manifestasi-manifestasi feodal, terutama
dari kerusakan-kerusakan kemunduran umat Islam. Menekankan ajaran-ajaran pokok
semua agama, terutama agama Islam dan Hindhu. Selain itu juga terdapat
perubahan sikap yang merupakan karakter modernisasi yaitu bersedia mengarap
dunia, dan memakai pendekatan secara dinamis.
Makalah ini mencoba mengupas
ide-ide pembaharuan dan gerakan-gerakan muslim yang difokuskan kepada studi
tokoh Sir Sayid Ahmad Khan.
Biografi
Sayid Ahmad Khan
Sayid Ahmad Khan lahir di Delhi
pada tanggal 1817[3]
(1233 H)4 ayahnya bernama Sir Muttaqi Khan.
Sementara itu nenek moyangnya sangat terkenal di medan perang, namun karena
mereka itu keturunan nabi Muhammad SAW5
maka mereka juga menganggap dirinya mempunyai kekeramatan. Tidak itu saja
mereka juga memperoleh penghormatan dan pengaruh yang besar dari raja Mughol,
Akbar Shah II6 Berkat kedudukan dan
pengaruh serta pergaulan yang luas, bisa mempertemukan mereka dengan pemimpin
thariqat naqshabandi al mujaddidi, Shekh Ghulam Ali, yaitu seorang pembaharu
agama yang oleh masyarakat sekitar dijuluki seorang wali.7
Persahabatan antar keluarga
terhormat itu diperkuat, semasa anak yang bernama Ahmad menginjak umur pergi
sekolah, oleh ayahnya Mir Muttaqi
dibawa kepada Sekh Ghulam Ali, yang mengajarnya huruf arab dan Parsi, dan meninggalkanya
setelah dia paham kedua bahasa itu.Dimasa mudanya dia tidak pernah hidup
sengsara. Sering dia mendatangi pesta-pesta meriah dimana nyayian serta tarian
merupakan pokok kegembiraan8 .
Dilihat
dari asal usulnya mereka ini para penganut Agama yang taat menjalankan shari’at
Agamanya. Dengan dibesarkan dilingkungan yang agamis dididik secara klasik dan
tradisional, patut kiranya sayid Ahmad Khan berkembang dengan sangat taat pada
Agama yang menandai selama hidupnya.
Untuk pemahamanya secara mendalam
tentang masalah-masalah kenegaraan dan sentuhan pertamanya dengan ilmu
pengetahuan,serta peradaban barat Ia dituntunoleh kakek dari pihak ibunya,
Kwaja Fakhruddin, yang selama delapan tahun menjabat sebagai perdana menteri di
istana Mughal. Pengaruh yang ditanamkam oleh kakeknya itumembentuk watak dan
kebiasaan yang sangat cemerlang. Wujud dari pengaruh Kwaja Fakhruddin kepada
Sayid Ahmad, tidak perlu dilebih-lebihkan, bahwasanya dia adalah orang yang
luar biasa, tetapi dia, Fakhruddin adalah ahli matematika yang paling terkemuka
diantara orang-orang muslim India pada waktu itu dan orang yang sangat paham
tentang politik dan kenegaraan karena pernah menjabat sebagai pejabat politik
pilihan dari east India company yang mengantarkan dia kepada kepala pejabat
politik di istana raja Burma.9 Dengan
tinggal di istana itu sayid Ahmad tiap hari memperole pengalaman dari kehidupan
istana yang nota bene mempunyai aktivitas sangat padat,teratur, disiplin, wujud
dari karakter perilaku negarawan.
Pada tahun 1838 M ayah Sayid Ahmad meninggal, tatkala dia
berumur 29 tahun. Sejak itu dia harus mencari penghidupanya sendiri dengan
bekerja di perusahaan India timur(east India company), sebagai juru
tulis rendahan. Tetapi dia segera diangkat sebagai wakil hakim, munsif.10 Ditengah kesibukanya mencukupi
kebutuhan sehari-hari, Ia menyempatkan diri memperdalam ilmu Agamanya dengan
belajar kepada ‘ulama setempat, untuk mengejar ketinggalanya. Disamping itu dia
sering menulis risalah-risalah agama, seperti biografi Nabi. Walaupun hasil karyanya
jika dibandingkan dengan karangan-karangan ‘ulama ortodoks tidak ada nilainya,
karena isi dan gayanya yang masih sangat terbatas.11
IDE-IDE
PEMBAHARUANYA
Ide-ide yang dilontarkan Sayid
Ahmad menurut penulis timbul dari inspirasinya yang dia tangkap dari dua hal, pertama
: Kondisi sosial kultur Sayid Ahmad pada waktu itu. Bahwasanya keadaan
masarakat muslim India sangat ironis akibat dari kekhawatiran pemerintah serta
tekanan kelompok Hindhu India. Dua, pengalamannya dan pengetahuanya
dengan peradaban modern sewaktu dia berkunjung ke Inggris selama 17 bulan.
Terjadi pada tahun 1870 M, ia
menyaksikan peradaban eropa yang megah yang membuatnya terheran-heran. Jika
sebelumnya ia menganjurkan kepada pengikut-pengikutnya untuk secara politis
mengikuti Inggris, maka mulai sekarang tugasnya adalah bukan hanya menganjurkan
masyarakat India menerima pemerintahan Inggris, tetapi juga memperoleh dan
mempelajari kebudayaan barat.12
Al-Sa’idy dalam bukunya Al
mujadiddun fi al-Islam menjelaskan ada tiga tujuan pembaharuan yang dilakukan
Sir Sayid Ahmad Khan.
1. Mengangkat derajat masyarakat muslim India
dengan memberi pendidikan kepada mereka peradaban modern yang tidak terikat
dengan fanatik agama dan kebebasan dalam berfikir.
2.
Mendorong kepada mereka untuk menumbuhkan rasa percaya diri, self defence
3.
Memperhatikan kesulitan-kesulitan yang terjadi pada masyarkat muslim India
khususnya yang bercorak sosial (akhlak)
Untuk
lebih mudahnya untuk lebih memahami beberapa ide-ide pembaharuan dan modernisme
Sayid Ahmad Khan, dapat kami jelaskandengan mengklasifikasikan dalam beberapa
topik dibawah ini.
Islam Agama yang Rasional dan fitrah
Sekarang
telah muncul situasi baru yang sama sekali berbeda dengan situasi sebelumnya
karena munculnya penelitian terhadap filsafat dan ilmu-ilmu kuno. Doktrin
dlahirkan dari seperangkat percobaan kealaman dan dihadapkan didepan kita. Ini
tidak sama dengan persoalan-persoalan yang dipecahkan dengan argumen-argumen
analogi atau dengan pernyataan dan prinsip-prinsip yang diciptakan oleh ulama
terdahulu.Sedangkan ulama itu sangat menentang filsafat Yunani, serta tidak
bisa memuaskan para penentang Islam dengan menyodorkan Islam begitu saja.
Katakanlah Islam diajarkan sedemikian rupa dan harus diterima sebagai
kebenaran.
Sayid
Ahmad Khan menetapkan prinsip untuk melihat secara jelas kebenaran Agama dan
juga untuk mengisi kebenaran Islam, dalam arti apakah Agama yang yang
dipertanyakan itu sesuai dengan hakekat manusia atau tidak, sesuai dengan watak
yang diciptakan untuk manusia itu atau watak yang berada diluar manusia. Dia
menggaris bawahi Allah telah menciptakan kita dan memberi petunjuknya, petunjuk
Allah ini sesuai benar dengan hukum kealaman yang berlaku terhadap kita dan
juga sesuai dengan fitrah kita. Hal ini menunjukan bukti akan kebenaran Islam
itu.13
Nasionalisme
Dimasa
pemberontakan 1857 M, ia banyak berusaha untuk mencegah terjadinya kekerasan
dan dengan demikian banyak menolong orang-orajng Inggris dari pembunuhan. Ia
juga berusaha menyakinkan pemerintahan Inggris, bahwa dalam pemberontakan itu
disebabkan oleh beberapa hal.
1. Intervensi Inggris dalam soal keagamaan,
seperti pendidikan kristen yang diberikan kepada yatim piatu di panti-panti
asuhan yang diasuh oleh orang-orang Inggris.Pembentukan sekolah misi-misi
kristen dan penghapusan pendidikan Agama dari perguruan tinggi.
2. Tidak turut sertanya orang-orang India baik
Islam maupun Hindhu dalam lembaga perwakilan rakyat.
3. Pemerintah Inggris tidakberusaha mengikat tali
persahabatan dengan rakyat India sedangkan kestabilan pemerintahan negara
tergantung kepada hubungan baik mereka.
4. Sikap tidak menghargai dan menghormati rakyat
India, membawa akibat yang tidak baik pada umat Islam.14
Dari
sini perhatian Ahmad Khan yang besar sekali terhadap umat Islam India juga terhadap
umat lain. Dengan sikapnya itu ia selain tidak mau mengorbankan umat Islam
dalam perjuangan dia juga tidak ketinggalan memperhatikan keselamatan umat
selain Islam. Sikap dan rasa nasionalisme yang kuat mendorong ia lebih
mementingkan hal-hal yang bersifat umum bagi rakyat India.Untuk semua itu ia
berusaha meyakinkan Inggris, bahwa segala sesuatu terjadi akan dapat
diselesaikan melalui jalan damai.
Bidang Pendidikan
Pemikiran
Sayid Ahmad khan dalam masalah ini diilhami, bahwa kemunduran orang-orang muslim
India, adalah terbatasnya kapasitas keilmuan mereka dalam masalah-masalah
pendidikan modern. Dan lagi Inggris akan bisa dikeluarkan dari India, apabila
orang-orang India bangkit dalam bidang Ilmu.15
Ia sadar bahwajika rakyat tidakbisamenerima pendidikan yang cukup, maka keadaan
mereka tidak akan tambah baik dan tidak bisa menduduki kedudukan yang terhormat
diantara bangsa-bangsa didunia, khususnya Inggris.
Maka
dari itu Ahmad khan ingin membangkitkan dan menyebarkan ilmu. Sekolahan yang
pertama yang ia dirikan adalah madrasah adab tahum 1861 M.16 yang disitu dipelajari ilmu-ilmu
modern, sejarah ilmu alam, juga diterjemahkanya kitab-kitab Inggris kedalam
bahasa urdu, seperti kitab mengenai filsafat, sains, seni, kitab-kitab
peninggalan lama, misalnya History of India tulisan Elphin Stone dan
masih banyak lati buku-buku tentang pertanian, kimia, ilmu hewan.17 Usaha ini terus berlangsung sampai
akhirnya dia mendirikan sekolah yang kedua di Ghazipur, yang diberi nama Victoria.
Pada
tanggal 26 desember 1870, di Benares ia mendirikan “society for educational
progressof Indian muslim”, yang setelah dipertimhangkan masak-masak,
dilanjutkan mendirikan perguruan tinggi Islam.”Anglo Oriental College”, yang
ditempatkan di Aligarh.18 Tempat
dimana Sayid pernah menduduki jabatan hakim disitu.
Selain
lewat jalur lembaga, dia juga membuat majalah yang bernama “tahdzib al
akhlaq”, untuk mendidik komunitas muslim India dalam masalah sosial,
politik dan Agama. Yang dalam majalah tersebut dibuatlah kolom tentang tafsir
yang k0nteks dengan zaman modern.19
Bidang Politik
Sayid
Ahmad Khan menganjurkan supaya umat Islam India tidak turut campur dalam
agitasi politik yang dilancarkan partai konggres. Ia berkeyakinan bahwa anggota
kasta-kasta dan pemeluk Agama yangberlainan di India tidak bisa disatukan
menjadi satu bangsa. Tujuan dan cita-cita mereka saling berlawanan.Selain itu
partai yang didirikan pada tahun 1885 itu tidak mempunyai dasar. Gerakan yang
dijalankan akan berbahaya bukan hanya
kepada umat Islam tetapi semua rakyat India.20
Dalam
ide politik yang ditiupkan Sayid Ahmad Khan telah kelihatan pengertian bahwa
umat Islam adalah satu umat yang tidak dapat membentuk suatu negara dengan umat
Hindhu. Umat Islam harus memisahkan diri. Bersatu dengan umat Hindhu dalam satu
negara akan membuat minoritas Islam yang rendah kemajuanya akan lenyap dalam
mayoritas Hindhu. Mungkin inilah ide pertama yang menyebabkan berdirinya negara
Pakistan.
Bidang Hukum
Pengabdiannya kepada negara dalam
masalah ini sudah dibuktikannya sejak dia berumur 20 tahun, tepatnya tahun
1857, dia bekerja sebagai wakil hakim di pengadilan dan terkenal sebagai wakil
hakim yang adil dan cakap. Sebagai praktisi hukum dia menghabiskan waktunya
untuk kesejahteraan rakyat. Dengan didukung oleh kemampuan dan pandangannya
yang luas, ia mempunyai pengaruh yang lebih besar daripada yang biasa diperoleh
seorang wakil hakim.21
Usaha-usaha yang dilakukan Sayid Ahmad tidak hanya bermanfaat bagi umat Islam
tetapi juga bagi semua rakyat India. Ini tercermin dalam tindakannya tatkala
mengajukan rencana Undang-undang secara perseorangan, yang dengan itu
memperoleh tempat dalam buku Himpunan Undang-undang, Kaziz Act
(Undang-undang gadhi) dan rencana Undang-undang yang memberikan kekuatan untuk
wajib suntik melawan cacar diputuskan atas inisiatif Sayid Ahmad.22
Sejalan dengan ide-ide
pembaharuan hukum positif, Sayid Ahmad juga mengadakan perbaikan-perbaikan
dalam hukum Islam. Ia menolak faham taqlid, bahkan tidak segan-segan menyerang
faham ini. Sumber hukum Islam menurutnya hanyalah al-Qur’an dan Hadist.
Pendapat ulama masa lampau tidak mengikat bagi umat Islam dan diantara pendapat
mereka, ada yang tidak sesuai lagi dengan zaman modern. Masyarakat manusia
senantiasa mengalami perobahan dan oleh karena itu perlu diadakan ijtihad baru
untuk menyesuaikan ajaran-ajaran Islam dengan suasana masyarakat saat ini.
Ijma’, qiyas, ijtihad baginya tidak merupakan sumber ajaran yang bersifat
absolut. Hadist juga tidak semuanya dapat diterimanya, karena ada hadist palsu.
Hadist dapat ia terima sebagai sumber hanya setelah diadakan penelitian yang
seksama tentang keasliannya.23
Pendapat-pendapat diatas adalah
sesuai dengan faham qadariah dan ide liberal yang dianutnya golongan terpelajar
karena telah banyak dipengaruhi oleh kekuatan akal kebebasan manusia dan konsep
hukum alam yang mereka jumpai dalam ilmu pengetahuan modern, lebih sesuai
dengan faham qadariah daripada faham fatalisme dan lebih dapat menerima ide-ide
liberal dan modern daripada ide-ide tradisional lama.
Bidang Teologi
Konsepsinya tentang Tuhan
diperolah dari faham Dies di Perancis abad 18. Baginya Tuhan merupakan wujud
yang samar-samar. Hukum alam itu kekal dan Tuhan tidak dapat berbuat sesuatu
untuk mengubahnya, sehingga tidak ada perasaan untuk memujinya, demikian sir
Sayid mengatakan.24
Tidak itu saja, dia berasumsi
tentang kalamullah, bahwa al-Qur’an diturunkan dengan maknanya bukan lafadznya,
dia mengutip dalil al-Qur’an. Menurutnya ajaran al-Qur’an dan al-Sunnah hanya
terbatas dalam masalah ibadah. Ayat-ayat al-Qur’an yang berhubungan dengan
mu’amalah (sosial, ekonomi serta budaya) hanya tergambar dalam masyarakat
primitif dimana nabi hidup, yang semua itu sudah tidak sesuai dengan zaman
modern.25
Penutup
Demikian
deskripsi tentang Syekh Sayid Ahmad Khan sebagai landasan teori untuk
mengadakan analisis terhadap gerakan pembaharuan yang telah dilakukan oleh
Sayyid Ahmad Khan.
Ide-ide
yang dilontarkan oleh Ahmad Khan banyak persamaanya dengan apa yang digagas
oleh Muhammad Abduh. Keduanya sama-sama memberi penghargaan yang tinggi kepada
akal manusia, sama-sama menganut paham qodariah, sama-sama percaya kepada hukum
ciptaan Tuhan, sama-sama menentang taqlid dan membuka pintu ijtihad yang
dianggap tertutup oleh sebagian besar umat Islam. Hanya saja apa yang dilakukan
oleh Ahmad Khan tidak dapat merata (menyeluruh), karena sebagian besar rakyat
India tetap sulit menerima ide-ide yang digagasnya, bagaimanapun juga Inggris tidak akan tinggal
diam begitu saja, Mereka (pemerintahan Inggris) tetap menghendaki orang India
tetap dalam keadaan keterpurukan.
Sayyid
Ahmad khan mungkin dapat dikatakan sebagai pembaharu yang mempunyai
karakteristik yang berbeda dengan pembaharu-pembaharu yang lain. Dia berhasil
membuat institusi gerakan sehingga gerakanya lebih efektif dan terkoordinasi
dalam memobilisasi gerakan. Yaitu dengan lembaga pendidikanya Aligarh. Dengan
lembaganya dia tidak mengandalkan kapasitas individunya tetapi bagaimana
lembaga itu dapat mendukung dan mensosialisasikan ide-ide gerakan. Hal seperti ini banyak dilakukan oleh para pembaharu
di Indonesia abad –20, mereka banyak mendirikan lembaga-lembaga formal maupun
non formal sebagai wadah institusionalisasi sebuah ide dan gerakan.
Kalau boleh dinilai sebenarnya
ide-ide pembaharuan Ahmad Khan sangat radikal, dengan diakuinya hukum alam yang
kekal. Tetapi dilihat dari pemikiran politiknya dia tidak sampai pada tataran
pemisahan Agama dan politik, dalam arti dia tidak sampai berorientasi sekuler.
Bahkan dengan pemikiran politiknya , ada indikasi pemicu terwujudnya Negara
Islam Pakistan.
Dengan umurnya yang relativ panjang,
lebih satu abad, menjembatani jurang pemisah antara Islam abad pertengahan
dengan Islam modern di India. Ia sendiri peninggalan raja-raja Mughal, dan
masuk dalam era baru. Sayyid Ahmad memberi umat muslim India suatu keutuhan
baru, kebijaksanaan politik baru, cita-cita pendidikan baru, pendekatan baru
terhadap masalah-masalah nasional dan individual mereka dengan perahu Aligarh.
Didepanya terbentang disintegrasi dan kemunduran. Ia menyatukan umat muslim
India, menjadi pendekar pembaharu pertama dari bangsa baru.
Akhirnya ia sakit pada tanggal 24
maret1898, dan dua hari kemudian dengasn berkomat kamit membaca AlQur’an, Ia
meninggal dunia.26
BIBLIOGRAFI
1.
Al Sa’idy, Al-Mujaddidun fi Al-Islam, (lahore : Tp, 1977)
2.
Abdul Sani, Lintasan Sejarah Pemikiran Perkembangan Modern Dalam Islam,
(Jakarta : Grafindo persada, 1998).
3.
Harun Nasution, Pembaharuan Dalam Islam, Sejarah pemikiran dan Gerakan,
(Jakarta, Bulan Bintang, 1982)
4.
HAR.Gib, Modern Trends in Islam. terj. Drs. Machnun Husein (Jakarta :
Rajawali, 1992).
5.
John. J. Donohul. John. L. Posito, Islam dan Pembaharuan Ensiklopedi
Terhadap Masalah-masalah, terj. Machnun Husein (Jakarta :
Grafindo Persada, 1995).
6.
Mukti Ali, Alam Fikiran Islam Modern di Dunia India dan Pakistan,
(Bandung : mizan, 1992)
7.
Maryam Jameelah, Islam and Modernsm, (Lahore, Tp, 1977)
8.
------------------------, Islam dan Modernisme, terj. A. Jaenuri
Syafiq A. Mughni (Surabaya : Usaha Nasional, 1982)
[1] Mukti Ali. Alam Fikiran Islam Modern, (Bandung : Mizan,
1998), 51.
[2]Pemberontakan tersebut terkenal dengan istilah mutiny. Akibat adanya
kecemburuan dalam pelaksanaan program-prograam pemerintah, serta kecurigaan
rakyat India terhadap intervensi pemerinah terhadap masalah-masalah agama. Lihat! Johm Donohul.
John. L. Posito. Islam dan Pembaharuan Eksiklopedi masalah-masalah,
Terj. Machnun Husein. (Jakarta: Grafindopersada, 1995), 55.
[3]Jameelah. Islam dan Modernisme., 62.
4 al-Sa’idy, al-Mujaddidun fi al-Islam, (Kairo: Maktabat al-Adab tt),
482.
5 Menurut keterangan berasal dari keturunan Husein cucu nabi Muhammad
melalui Fatimah dan Ali. Kakeknya Sayid Hadi adalah pembesar istana di zaman
Alammghir II pada tahun 1754-1759 M. Lihat Harun Nasution, Pembaharuan Islam
Sejarah pemikiran dan Gerakan dalam Islam, (Jakarta: Bulan Bintang, 1982), 165.
6 Mukti Ali, Alam Fikiran; 54.
7 Ibid.
8 Mukti Ali. Alam fikiran Islam Modern., 54.
9 Mukti Ali. Alam fikiran Islam Modern., 55.
10 Jameelah, Islam and
Modernisme.,62.
11 Ibid.
12 Mukti Ali. Aliran Fikiran Modern dalam Islam, 17.
13 Jonh. Donohul.John. L. Posito. Islam dan Pembaharuan Ensiklopedi
Masalah-masalah.Terj.Machnun Husein, (Jakarta : Grafindopersada,
1995)60-64.
14 Abdul Sani. Lintasan Seajarah Pemikiran Perkembangan Modern
dalam Islam, Jakarta:Grafindo Persada, 1998), 146.
15 Al-Sa’idy. al-Mujaddidun fi al-Islam, 285.
16 Ibid, Menurut Mukti Ali dalam bukunya, sekolah yang pertama
didirikan di Moradabad,1859M. Lihat!. Mukti Ali. Alam fikiran .,66.
17 Ibid.
18 Perguruan tinggi tersebut merupakan usaha sayid dengan dibantu
beberapa staf perguruan tinngi Canbrige. Universitas tempat dimana anaknya
Sayid Mahmud menyelesaikan pendidikan tingginya
pada tahun 1869 M/1286 H. Lihat !. Al-Sa’idy. Al Mujaddidun .,
285. Yang pada waktu itu juga Sayid Ahmad ikut kesana selama 17 bulan. Ia
melihat dengan mata kepala sendiri tentang sumber-sumber kekuatan bangsa
Inggris. Jameelah. Islam and Modernisme., 64.
19 Al- Sa’idy. Al-Mujaddidun .,285.
20 Harun Nasution. Pembaharuan dalam Islam., 173.
21 Mukti Ali, Alam Fikiran Islam Modern, 58-75
22 Ibid
23 Harun Nasution, Pembaharuan Dalam Islam, 169
24 Jameelah, Islam and Modernisme, 66
25 Ibid, 67
26 Mukti Ali. Alam Fikiran Modern dalam Islam; 94.
Sungguh besar manfaatnya sejarah para filosofi- filosofi yang mengetengahkan tentang agamma islam yang rasional , fleksibel dan tidak extrimisme ...
BalasHapus