Rabu, 06 Februari 2013

SAYID AHMAD KHAN Perintis Pembaharuan di India


Abad kesembilan belas merupakan fase kedua dari fase kedua dari imperialisme Inggris di India, yaitu abad kapitalisme industri Inggris yang pada waktu itu Inggris menjual barang-barang dagangannya di India. Dengan itu Idia hanya menjadi pasar bagi Inggris. Fase ini menimbulkan kelas baru di India. Kelas ini timbul pertama-tama dari pegawai-pegawai dalam birokrasi, pedagaang-pedagang kecil, kaum borjuis kecil yang ada di pinggiran meningkat menjadi agak lumayan sebagai administrator, saudagar dan profesional. Yang semua itu bergantung kepada imperialisme Inggris untuk fungsi mereka. Dan mereka itu sangat sedkit memperhatikan bentuk-bentuk agaama dan idiologi. Akibat dari perubahan itu orang-orang muslim India, yang dulu pernah menikmati zaman keemasan Islam merasa terpojoan dan terisolasi diberbagai aspek kehidupan. Umat Islam bukan saja secara ekonomis ditindas, tetapi posisi pendidikan dan sosial mereka dengan jelas juga ditekan oleh pemerintah. Mungkin sedikit dapat digambarkan keadaan keadaan seperti itu, kedudukan masyarakat muslim di India dikantor-kantor perintah, departemen-departemen, angkatan darat. Seperti yang terjadi di daerah bengal pada tahun 1869  dalam tingkat asisten insinyur pemerintah terdapat 14 orang India Hindu, orang muslim satupun tidak ada. Kedudukan-kedudukan yang dulu dipegang umat Islam dialihkan kepada orang-orang selain Muslim.[1]
Pada tahun1857[2] terjadilah malapetaka yang melanda India, yaitu pemberontakaan yang merupakan akibat dari keinginan akan adanya pendidikan  di India serta akibat kenyataan bahwa bangsa India tidak memahami hak pemerintah yang sasaranya adalah rakyat. Selain itu  terdapat keinginan akan adaanya hubungan antara penguasa dan rakyat, dalam hal untuk memperoleh nasib yang lebih layak.
Sejak  kejadian itu keadaan komunitas muslim di India semakin tidak mendapatkan kepercayaan dari pemerintah Inggris yang berkuasa kala itu.Dengan jelas dapat dikatakan, Umat Islam semakin hari, maakin jatuh, tanpa ada harapan untuk bangkit kembali.
Orang yang menghadapi situasi sepeti yang sedikit digambarkan diatas adalah Sir Sayid Ahmad Khan yang memulai mengadakan pembaharuan dan perbaikan terhadap rakyat India. Dengan mengembangkan Islam liberal, sejalan dengan kebudayaan barat abad - 19, sesuai dengan perkembangan umum, terutama sesai dengan sains barat, metode pergaulanya dan humanitarianisme. Hal ini dia lakukan dengan memisahkan prinsip-prinsip dari nash hukum, memisahkan agama dari manifestasi-manifestasi feodal, terutama dari kerusakan-kerusakan kemunduran umat Islam. Menekankan ajaran-ajaran pokok semua agama, terutama agama Islam dan Hindhu. Selain itu juga terdapat perubahan sikap yang merupakan karakter modernisasi yaitu bersedia mengarap dunia, dan memakai pendekatan secara dinamis.
Makalah ini mencoba mengupas ide-ide pembaharuan dan gerakan-gerakan muslim yang difokuskan kepada studi tokoh Sir Sayid Ahmad Khan.

Biografi Sayid Ahmad Khan
Sayid Ahmad Khan lahir di Delhi pada tanggal 1817[3] (1233 H)4 ayahnya bernama Sir Muttaqi Khan. Sementara itu nenek moyangnya sangat terkenal di medan perang, namun karena mereka itu keturunan nabi Muhammad SAW5 maka mereka juga menganggap dirinya mempunyai kekeramatan. Tidak itu saja mereka juga memperoleh penghormatan dan pengaruh yang besar dari raja Mughol, Akbar Shah II6 Berkat kedudukan dan pengaruh serta pergaulan yang luas, bisa mempertemukan mereka dengan pemimpin thariqat naqshabandi al mujaddidi, Shekh Ghulam Ali, yaitu seorang pembaharu agama yang oleh masyarakat sekitar dijuluki seorang wali.7
Persahabatan antar keluarga terhormat itu diperkuat, semasa anak yang bernama Ahmad menginjak umur pergi sekolah,   oleh ayahnya Mir Muttaqi dibawa kepada Sekh Ghulam Ali, yang mengajarnya huruf arab dan Parsi, dan meninggalkanya setelah dia paham kedua bahasa itu.Dimasa mudanya dia tidak pernah hidup sengsara. Sering dia mendatangi pesta-pesta meriah dimana nyayian serta tarian merupakan pokok kegembiraan8 .
            Dilihat dari asal usulnya mereka ini para penganut Agama yang taat menjalankan shari’at Agamanya. Dengan dibesarkan dilingkungan yang agamis dididik secara klasik dan tradisional, patut kiranya sayid Ahmad Khan berkembang dengan sangat taat pada Agama yang menandai selama hidupnya.
Untuk pemahamanya secara mendalam tentang masalah-masalah kenegaraan dan sentuhan pertamanya dengan ilmu pengetahuan,serta peradaban barat Ia dituntunoleh kakek dari pihak ibunya, Kwaja Fakhruddin, yang selama delapan tahun menjabat sebagai perdana menteri di istana Mughal. Pengaruh yang ditanamkam oleh kakeknya itumembentuk watak dan kebiasaan yang sangat cemerlang. Wujud dari pengaruh Kwaja Fakhruddin kepada Sayid Ahmad, tidak perlu dilebih-lebihkan, bahwasanya dia adalah orang yang luar biasa, tetapi dia, Fakhruddin adalah ahli matematika yang paling terkemuka diantara orang-orang muslim India pada waktu itu dan orang yang sangat paham tentang politik dan kenegaraan karena pernah menjabat sebagai pejabat politik pilihan dari east India company  yang mengantarkan dia kepada kepala pejabat politik di istana raja Burma.9 Dengan tinggal di istana itu sayid Ahmad tiap hari memperole pengalaman dari kehidupan istana yang nota bene mempunyai aktivitas sangat padat,teratur, disiplin, wujud dari karakter perilaku negarawan.
Pada tahun 1838 M  ayah Sayid Ahmad meninggal, tatkala dia berumur 29 tahun. Sejak itu dia harus mencari penghidupanya sendiri dengan bekerja di perusahaan India timur(east India company), sebagai juru tulis rendahan. Tetapi dia segera diangkat sebagai wakil hakim, munsif.10 Ditengah kesibukanya mencukupi kebutuhan sehari-hari, Ia menyempatkan diri memperdalam ilmu Agamanya dengan belajar kepada ‘ulama setempat, untuk mengejar ketinggalanya. Disamping itu dia sering menulis risalah-risalah agama, seperti biografi Nabi. Walaupun hasil karyanya jika dibandingkan dengan karangan-karangan ‘ulama ortodoks tidak ada nilainya, karena isi dan gayanya yang masih sangat terbatas.11

IDE-IDE PEMBAHARUANYA
Ide-ide yang dilontarkan Sayid Ahmad menurut penulis timbul dari inspirasinya yang dia tangkap dari dua hal, pertama : Kondisi sosial kultur Sayid Ahmad pada waktu itu. Bahwasanya keadaan masarakat muslim India sangat ironis akibat dari kekhawatiran pemerintah serta tekanan kelompok Hindhu India. Dua, pengalamannya dan pengetahuanya dengan peradaban modern sewaktu dia berkunjung ke Inggris selama 17 bulan. Terjadi pada tahun  1870 M, ia menyaksikan peradaban eropa yang megah yang membuatnya terheran-heran. Jika sebelumnya ia menganjurkan kepada pengikut-pengikutnya untuk secara politis mengikuti Inggris, maka mulai sekarang tugasnya adalah bukan hanya menganjurkan masyarakat India menerima pemerintahan Inggris, tetapi juga memperoleh dan mempelajari kebudayaan barat.12
Al-Sa’idy dalam bukunya Al mujadiddun fi al-Islam menjelaskan ada tiga tujuan pembaharuan yang dilakukan Sir Sayid Ahmad Khan.
1.  Mengangkat derajat masyarakat muslim India dengan memberi pendidikan kepada mereka peradaban modern yang tidak terikat dengan fanatik agama dan kebebasan dalam berfikir.
2. Mendorong kepada mereka untuk menumbuhkan rasa percaya diri, self defence
3. Memperhatikan kesulitan-kesulitan yang terjadi pada masyarkat muslim India khususnya yang bercorak sosial (akhlak)  
            Untuk lebih mudahnya untuk lebih memahami beberapa ide-ide pembaharuan dan modernisme Sayid Ahmad Khan, dapat kami jelaskandengan mengklasifikasikan dalam beberapa topik dibawah ini.

            Islam Agama yang Rasional dan fitrah
            Sekarang telah muncul situasi baru yang sama sekali berbeda dengan situasi sebelumnya karena munculnya penelitian terhadap filsafat dan ilmu-ilmu kuno. Doktrin dlahirkan dari seperangkat percobaan kealaman dan dihadapkan didepan kita. Ini tidak sama dengan persoalan-persoalan yang dipecahkan dengan argumen-argumen analogi atau dengan pernyataan dan prinsip-prinsip yang diciptakan oleh ulama terdahulu.Sedangkan ulama itu sangat menentang filsafat Yunani, serta tidak bisa memuaskan para penentang Islam dengan menyodorkan Islam begitu saja. Katakanlah Islam diajarkan sedemikian rupa dan harus diterima sebagai kebenaran.
            Sayid Ahmad Khan menetapkan prinsip untuk melihat secara jelas kebenaran Agama dan juga untuk mengisi kebenaran Islam, dalam arti apakah Agama yang yang dipertanyakan itu sesuai dengan hakekat manusia atau tidak, sesuai dengan watak yang diciptakan untuk manusia itu atau watak yang berada diluar manusia. Dia menggaris bawahi Allah telah menciptakan kita dan memberi petunjuknya, petunjuk Allah ini sesuai benar dengan hukum kealaman yang berlaku terhadap kita dan juga sesuai dengan fitrah kita. Hal ini menunjukan bukti akan kebenaran Islam itu.13
           
            Nasionalisme
            Dimasa pemberontakan 1857 M, ia banyak berusaha untuk mencegah terjadinya kekerasan dan dengan demikian banyak menolong orang-orajng Inggris dari pembunuhan. Ia juga berusaha menyakinkan pemerintahan Inggris, bahwa dalam pemberontakan itu disebabkan oleh beberapa hal.
1.  Intervensi Inggris dalam soal keagamaan, seperti pendidikan kristen yang diberikan kepada yatim piatu di panti-panti asuhan yang diasuh oleh orang-orang Inggris.Pembentukan sekolah misi-misi kristen dan penghapusan pendidikan Agama dari perguruan tinggi.
2.  Tidak turut sertanya orang-orang India baik Islam maupun Hindhu dalam lembaga perwakilan rakyat.
3.  Pemerintah Inggris tidakberusaha mengikat tali persahabatan dengan rakyat India sedangkan kestabilan pemerintahan negara tergantung kepada hubungan baik mereka.
4.  Sikap tidak menghargai dan menghormati rakyat India, membawa akibat yang tidak baik pada umat Islam.14
            Dari sini perhatian Ahmad Khan yang besar sekali terhadap umat Islam India juga terhadap umat lain. Dengan sikapnya itu ia selain tidak mau mengorbankan umat Islam dalam perjuangan dia juga tidak ketinggalan memperhatikan keselamatan umat selain Islam. Sikap dan rasa nasionalisme yang kuat mendorong ia lebih mementingkan hal-hal yang bersifat umum bagi rakyat India.Untuk semua itu ia berusaha meyakinkan Inggris, bahwa segala sesuatu terjadi akan dapat diselesaikan melalui jalan damai.

            Bidang Pendidikan
            Pemikiran Sayid Ahmad khan dalam masalah ini diilhami, bahwa kemunduran orang-orang muslim India, adalah terbatasnya kapasitas keilmuan mereka dalam masalah-masalah pendidikan modern. Dan lagi Inggris akan bisa dikeluarkan dari India, apabila orang-orang India bangkit dalam bidang Ilmu.15 Ia sadar bahwajika rakyat tidakbisamenerima pendidikan yang cukup, maka keadaan mereka tidak akan tambah baik dan tidak bisa menduduki kedudukan yang terhormat diantara bangsa-bangsa didunia, khususnya Inggris.
            Maka dari itu Ahmad khan ingin membangkitkan dan menyebarkan ilmu. Sekolahan yang pertama yang ia dirikan adalah madrasah adab tahum 1861 M.16 yang disitu dipelajari ilmu-ilmu modern, sejarah ilmu alam, juga diterjemahkanya kitab-kitab Inggris kedalam bahasa urdu, seperti kitab mengenai filsafat, sains, seni, kitab-kitab peninggalan lama, misalnya History of India tulisan Elphin Stone dan masih banyak lati buku-buku tentang pertanian, kimia, ilmu hewan.17 Usaha ini terus berlangsung sampai akhirnya dia mendirikan sekolah yang kedua di Ghazipur, yang diberi nama Victoria.
            Pada tanggal 26 desember 1870, di Benares ia mendirikan “society for educational progressof Indian muslim”, yang setelah dipertimhangkan masak-masak, dilanjutkan mendirikan perguruan tinggi Islam.”Anglo Oriental College”, yang ditempatkan di Aligarh.18 Tempat dimana Sayid pernah menduduki jabatan hakim disitu.
            Selain lewat jalur lembaga, dia juga membuat majalah yang bernama “tahdzib al akhlaq”, untuk mendidik komunitas muslim India dalam masalah sosial, politik dan Agama. Yang dalam majalah tersebut dibuatlah kolom tentang tafsir yang k0nteks dengan zaman modern.19

            Bidang Politik      
            Sayid Ahmad Khan menganjurkan supaya umat Islam India tidak turut campur dalam agitasi politik yang dilancarkan partai konggres. Ia berkeyakinan bahwa anggota kasta-kasta dan pemeluk Agama yangberlainan di India tidak bisa disatukan menjadi satu bangsa. Tujuan dan cita-cita mereka saling berlawanan.Selain itu partai yang didirikan pada tahun 1885 itu tidak mempunyai dasar. Gerakan yang dijalankan akan berbahaya  bukan hanya kepada umat Islam tetapi semua rakyat India.20
            Dalam ide politik yang ditiupkan Sayid Ahmad Khan telah kelihatan pengertian bahwa umat Islam adalah satu umat yang tidak dapat membentuk suatu negara dengan umat Hindhu. Umat Islam harus memisahkan diri. Bersatu dengan umat Hindhu dalam satu negara akan membuat minoritas Islam yang rendah kemajuanya akan lenyap dalam mayoritas Hindhu. Mungkin inilah ide pertama yang menyebabkan berdirinya negara Pakistan.     
                 
            Bidang Hukum
Pengabdiannya kepada negara dalam masalah ini sudah dibuktikannya sejak dia berumur 20 tahun, tepatnya tahun 1857, dia bekerja sebagai wakil hakim di pengadilan dan terkenal sebagai wakil hakim yang adil dan cakap. Sebagai praktisi hukum dia menghabiskan waktunya untuk kesejahteraan rakyat. Dengan didukung oleh kemampuan dan pandangannya yang luas, ia mempunyai pengaruh yang lebih besar daripada yang biasa diperoleh seorang wakil hakim.21 Usaha-usaha yang dilakukan Sayid Ahmad tidak hanya bermanfaat bagi umat Islam tetapi juga bagi semua rakyat India. Ini tercermin dalam tindakannya tatkala mengajukan rencana Undang-undang secara perseorangan, yang dengan itu memperoleh tempat dalam buku Himpunan Undang-undang, Kaziz Act (Undang-undang gadhi) dan rencana Undang-undang yang memberikan kekuatan untuk wajib suntik melawan cacar diputuskan atas inisiatif Sayid Ahmad.22
Sejalan dengan ide-ide pembaharuan hukum positif, Sayid Ahmad juga mengadakan perbaikan-perbaikan dalam hukum Islam. Ia menolak faham taqlid, bahkan tidak segan-segan menyerang faham ini. Sumber hukum Islam menurutnya hanyalah al-Qur’an dan Hadist. Pendapat ulama masa lampau tidak mengikat bagi umat Islam dan diantara pendapat mereka, ada yang tidak sesuai lagi dengan zaman modern. Masyarakat manusia senantiasa mengalami perobahan dan oleh karena itu perlu diadakan ijtihad baru untuk menyesuaikan ajaran-ajaran Islam dengan suasana masyarakat saat ini. Ijma’, qiyas, ijtihad baginya tidak merupakan sumber ajaran yang bersifat absolut. Hadist juga tidak semuanya dapat diterimanya, karena ada hadist palsu. Hadist dapat ia terima sebagai sumber hanya setelah diadakan penelitian yang seksama tentang keasliannya.23
Pendapat-pendapat diatas adalah sesuai dengan faham qadariah dan ide liberal yang dianutnya golongan terpelajar karena telah banyak dipengaruhi oleh kekuatan akal kebebasan manusia dan konsep hukum alam yang mereka jumpai dalam ilmu pengetahuan modern, lebih sesuai dengan faham qadariah daripada faham fatalisme dan lebih dapat menerima ide-ide liberal dan modern daripada ide-ide tradisional lama.
            Bidang Teologi
Konsepsinya tentang Tuhan diperolah dari faham Dies di Perancis abad 18. Baginya Tuhan merupakan wujud yang samar-samar. Hukum alam itu kekal dan Tuhan tidak dapat berbuat sesuatu untuk mengubahnya, sehingga tidak ada perasaan untuk memujinya, demikian sir Sayid mengatakan.24
Tidak itu saja, dia berasumsi tentang kalamullah, bahwa al-Qur’an diturunkan dengan maknanya bukan lafadznya, dia mengutip dalil al-Qur’an. Menurutnya ajaran al-Qur’an dan al-Sunnah hanya terbatas dalam masalah ibadah. Ayat-ayat al-Qur’an yang berhubungan dengan mu’amalah (sosial, ekonomi serta budaya) hanya tergambar dalam masyarakat primitif dimana nabi hidup, yang semua itu sudah tidak sesuai dengan zaman modern.25

Penutup
            Demikian deskripsi tentang Syekh Sayid Ahmad Khan sebagai landasan teori untuk mengadakan analisis terhadap gerakan pembaharuan yang telah dilakukan oleh Sayyid Ahmad Khan.
            Ide-ide yang dilontarkan oleh Ahmad Khan banyak persamaanya dengan apa yang digagas oleh Muhammad Abduh. Keduanya sama-sama memberi penghargaan yang tinggi kepada akal manusia, sama-sama menganut paham qodariah, sama-sama percaya kepada hukum ciptaan Tuhan, sama-sama menentang taqlid dan membuka pintu ijtihad yang dianggap tertutup oleh sebagian besar umat Islam. Hanya saja apa yang dilakukan oleh Ahmad Khan tidak dapat merata (menyeluruh), karena sebagian besar rakyat India tetap sulit menerima ide-ide yang digagasnya,  bagaimanapun juga Inggris tidak akan tinggal diam begitu saja, Mereka (pemerintahan Inggris) tetap menghendaki orang India tetap dalam keadaan keterpurukan.
            Sayyid Ahmad khan mungkin dapat dikatakan sebagai pembaharu yang mempunyai karakteristik yang berbeda dengan pembaharu-pembaharu yang lain. Dia berhasil membuat institusi gerakan sehingga gerakanya lebih efektif dan terkoordinasi dalam memobilisasi gerakan. Yaitu dengan lembaga pendidikanya Aligarh. Dengan lembaganya dia tidak mengandalkan kapasitas individunya tetapi bagaimana lembaga itu dapat mendukung dan mensosialisasikan ide-ide gerakan. Hal seperti ini banyak dilakukan oleh para pembaharu di Indonesia abad –20, mereka banyak mendirikan lembaga-lembaga formal maupun non formal sebagai wadah institusionalisasi sebuah ide dan gerakan.
            Kalau boleh dinilai sebenarnya ide-ide pembaharuan Ahmad Khan sangat radikal, dengan diakuinya hukum alam yang kekal. Tetapi dilihat dari pemikiran politiknya dia tidak sampai pada tataran pemisahan Agama dan politik, dalam arti dia tidak sampai berorientasi sekuler. Bahkan dengan pemikiran politiknya , ada indikasi pemicu terwujudnya Negara Islam Pakistan.
            Dengan umurnya yang relativ panjang, lebih satu abad, menjembatani jurang pemisah antara Islam abad pertengahan dengan Islam modern di India. Ia sendiri peninggalan raja-raja Mughal, dan masuk dalam era baru. Sayyid Ahmad memberi umat muslim India suatu keutuhan baru, kebijaksanaan politik baru, cita-cita pendidikan baru, pendekatan baru terhadap masalah-masalah nasional dan individual mereka dengan perahu Aligarh. Didepanya terbentang disintegrasi dan kemunduran. Ia menyatukan umat muslim India, menjadi pendekar pembaharu pertama dari bangsa baru.
            Akhirnya ia sakit pada tanggal 24 maret1898, dan dua hari kemudian dengasn berkomat kamit membaca AlQur’an, Ia meninggal dunia.26       
           
             
                

BIBLIOGRAFI


1. Al Sa’idy, Al-Mujaddidun fi Al-Islam, (lahore : Tp, 1977)

2. Abdul Sani, Lintasan Sejarah Pemikiran Perkembangan Modern Dalam Islam, (Jakarta : Grafindo persada, 1998).

3. Harun Nasution, Pembaharuan Dalam Islam, Sejarah pemikiran dan Gerakan, (Jakarta, Bulan Bintang, 1982)

4. HAR.Gib, Modern Trends in Islam. terj. Drs. Machnun Husein (Jakarta : Rajawali, 1992).

5. John. J. Donohul. John. L. Posito, Islam dan Pembaharuan Ensiklopedi Terhadap Masalah-masalah, terj. Machnun Husein (Jakarta : Grafindo Persada, 1995).

6. Mukti Ali, Alam Fikiran Islam Modern di Dunia India dan Pakistan, (Bandung : mizan, 1992)

7. Maryam Jameelah, Islam and Modernsm, (Lahore, Tp, 1977)

8. ------------------------, Islam dan Modernisme, terj. A. Jaenuri Syafiq A. Mughni (Surabaya : Usaha Nasional, 1982)
 


[1] Mukti Ali. Alam Fikiran Islam Modern, (Bandung : Mizan, 1998), 51.
[2]Pemberontakan tersebut terkenal dengan istilah mutiny. Akibat adanya kecemburuan dalam pelaksanaan program-prograam pemerintah, serta kecurigaan rakyat India terhadap intervensi pemerinah terhadap  masalah-masalah agama. Lihat! Johm Donohul. John. L. Posito. Islam dan Pembaharuan Eksiklopedi masalah-masalah, Terj. Machnun Husein. (Jakarta: Grafindopersada, 1995), 55.
[3]Jameelah. Islam dan Modernisme., 62.
4 al-Sa’idy, al-Mujaddidun fi al-Islam, (Kairo: Maktabat al-Adab tt), 482.
5 Menurut keterangan berasal dari keturunan Husein cucu nabi Muhammad melalui Fatimah dan Ali. Kakeknya Sayid Hadi adalah pembesar istana di zaman Alammghir II pada tahun 1754-1759 M. Lihat Harun Nasution, Pembaharuan Islam Sejarah pemikiran dan Gerakan dalam Islam, (Jakarta: Bulan Bintang, 1982), 165.
6 Mukti Ali, Alam Fikiran; 54.
7 Ibid.
8 Mukti Ali. Alam fikiran Islam Modern., 54.
9 Mukti Ali. Alam fikiran Islam Modern., 55.
10 Jameelah,  Islam and Modernisme.,62.
11 Ibid.
12 Mukti Ali. Aliran Fikiran Modern dalam Islam, 17.
13 Jonh. Donohul.John. L. Posito. Islam dan Pembaharuan Ensiklopedi Masalah-masalah.Terj.Machnun Husein, (Jakarta : Grafindopersada, 1995)60-64.
14 Abdul Sani. Lintasan Seajarah Pemikiran Perkembangan Modern dalam Islam, Jakarta:Grafindo Persada, 1998), 146.
15 Al-Sa’idy. al-Mujaddidun fi al-Islam, 285.
16 Ibid, Menurut Mukti Ali dalam bukunya, sekolah yang pertama didirikan di Moradabad,1859M. Lihat!. Mukti Ali. Alam fikiran .,66.
17 Ibid.
18 Perguruan tinggi tersebut merupakan usaha sayid dengan dibantu beberapa staf perguruan tinngi Canbrige. Universitas tempat dimana anaknya Sayid Mahmud menyelesaikan pendidikan tingginya  pada tahun 1869 M/1286 H. Lihat !. Al-Sa’idy. Al Mujaddidun ., 285. Yang pada waktu itu juga Sayid Ahmad ikut kesana selama 17 bulan. Ia melihat dengan mata kepala sendiri tentang sumber-sumber kekuatan bangsa Inggris. Jameelah. Islam and Modernisme., 64.
19 Al- Sa’idy. Al-Mujaddidun .,285.
20 Harun Nasution. Pembaharuan dalam Islam., 173.
21 Mukti Ali, Alam Fikiran Islam Modern, 58-75
22 Ibid
23 Harun Nasution, Pembaharuan Dalam Islam, 169
24 Jameelah, Islam and Modernisme,  66
25 Ibid, 67
26 Mukti Ali. Alam Fikiran Modern dalam Islam; 94.

1 komentar:

  1. Sungguh besar manfaatnya sejarah para filosofi- filosofi yang mengetengahkan tentang agamma islam yang rasional , fleksibel dan tidak extrimisme ...

    BalasHapus